Jakarta (26/7) — Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan 15 lembaga, termasuk DPP LDII, dalam rangka mempercepat pelaksanaan program prioritas nasional, khususnya Asta Cita ke-6 yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Penandatanganan berlangsung di Kantor Kemendes PDTT, Jakarta, pada Rabu (23/7).
Menteri Desa PDTT, Yandri Susanto, mengatakan bahwa kerja sama lintas sektor diperlukan guna mendorong transformasi desa menjadi pusat pertumbuhan dan kesejahteraan rakyat. “Membangun desa berarti membangun Indonesia. Kita tidak bisa bekerja sendiri, perlu membentuk super tim,” ujarnya.
Yandri menjelaskan, Kemendes telah merancang 12 program aksi “Bangun Desa Bangun Indonesia”, dan seluruh MoU yang diteken akan diarahkan untuk mendukung program tersebut. Ia menekankan pentingnya implementasi nyata di lapangan, bukan sekadar seremonial penandatanganan.
“Masih ada lebih dari 10.000 desa tertinggal dan 20.000 desa belum memiliki sinyal. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang kolaborasi semua pihak. MoU ini harus benar-benar dikawal agar berdampak langsung,” tegas Yandri.
Ia juga menyampaikan bahwa hingga saat ini Kemendes telah menandatangani 48 MoU dan akan memperluas kolaborasi hingga 80 mitra dalam rangka mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, menyambut baik kerja sama tersebut dan menegaskan bahwa LDII telah lebih dulu melaksanakan berbagai program pembangunan desa, termasuk bidang pertanian dan pangan.
“LDII sebelumnya telah bekerja sama dengan Kemendes dalam pengembangan bibit sorgum bersertifikat di Kabupaten Blora. Sorgum ini potensial untuk ketahanan pangan, dan batangnya bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak,” kata KH Chriswanto.
Ia berharap kolaborasi ini bisa diperluas, tidak hanya antara LDII dan Kemendes, tapi juga melibatkan berbagai pihak lainnya. “Sebagian besar warga LDII tinggal di desa, sehingga kami berkepentingan mendorong pembangunan dari bawah untuk pemerataan ekonomi,” lanjutnya.
Selain bidang pertanian, LDII juga memiliki kontribusi dalam dakwah, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi syariah. “Kami mendirikan majelis taklim, sekolah, dan pondok pesantren di desa-desa. LDII juga aktif dalam penguatan koperasi, penanganan stunting, serta pemanfaatan teknologi digital di masyarakat desa,” pungkas KH Chriswanto.